indobet77.com - Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia atau yang kita kenal dengan sebutan PSSI mengusung misi besar sepanjang tahun ini. Seperti yang di paparkan penanggung jawab Tim Nasional, Bernhard Limbong, “Timnas Garuda” ditargetkan menembus peringkat 125 FIFA pada penghujung tahun nanti. Meskipun mengusung misi besar kualitas Timnas Garuda Indonesia masih jauh dari kata bagus.
Peringkat Timnas Indonesia saat ini berada di peringkat 151 FIFA, hanya dua strip diatas peringkat terburuk sepanjang sejarah PSSI terbentuk. Walaupun peringkat Timnas Garuda saat ini berada di peringkat 151 FIFA hal ini tidak menyurutkan rasa optimisme PSSI pimpinan Djohar Arifin untuk menutup tahun dengan hasil yang signifikan.
“Kami (PSSI) menargetkan akan berada minimal di peringkat 125 FIFA pada akhir tahun nanti. Apapun tantangannya hasil itu mutlak harus di raih,” kata Bernhard Limbong.
Seperti diberitakan berbagai media ditanah air belakangan ini prestasi sepakbola Indonesia dikancah sepakbola Internasional masih sangat minim sekali. Hal ini tentu sangat memprihatinkan diperparah lagi polemik yang terjadi dengan sepakbola nasional membuat sepakbola Indonesia berjalan ditempat.
Konflik berkepanjangan antar sesama pengurus sepakbola, dan hilangnya nama-nama pemain Indonesia Super League (ISL) dari skuad “Garuda” berimbas pada prestasi Timnas Garuda dilevel Internasional.
Konflik antar sesama pengurus, membuat sepakbola nasional pecah bela menjadi dua. Perpecahkan inilah yang membuat pemain-pemain yang selama ini menjadi langganan Timnas mendadak kehilangan tempat akibat adanya dualisme kompetisi.
Dengan adanya dualisme kompetisi Indonesia Primer League (IPL) dan Indonesia Super League (ISL) PSSI selaku induk organisasi sepakbola nasional mengeluarkan sanksi terhadap para pemain yang berkompetisi diluar liga (ISL) yang di anggap liga ilegal oleh PSSI.
Pemain-pemain yang berlaga di ISL sebelum-sebelumnya sudah dilarang membela Timnas Garuda oleh PSSI. Sejak laga terakhir kualifikasi pra Piala Dunia 2014 grup E zona Asia kontra Bahrain. Sehingga akhirnya Timnas Indonesia di permalukan Timnas Bahrain dengan skor 10:0 tanpa balas, dari kekalahan yang cukup memalukan ini Timnas Indonesia sulit meraih hasil yang positif.
Tidak menunggu waktu yang cukup lama PSSI yang tadi melarang pemain ISL memperkuat Timnas, tiba-tiba kembali membuka pintu timnas untuk para pemain ISL dengan alasan “hak sebagai warga negara”. Akan ajakan PSSI pimpinan Djohar Arifin itu ditanggapi dengan dingin oleh klub-klub peserta ISL. Dari sejumlah nama pemain ISL yang dipanggil PSSI untuk mengisi skuad Merah Putih hanya ada tiga pemain yaitu Titus Bonai, Oktovianus Maniani, dan Patrich Wanggai yang akhirnya memutuskan untuk merapat ke Timnas meskipun tidak direstui klub masing-masing.
Setelah ditahan imbang Filipina 2:2 pada laga persahabatan beberapa waktu yang lalu dan untuk pertama kalinya Indonesia gagal menang dari Filipina dalam 22 tahun terakhir. Lagi-lagi PSSI pimpinan Djohar Arifin pun kembali mengatakan “butuh suntikan tenaga dari para pemain-pemain ISL”.
Penanggung jawab Timnas Indonesia, Bernhard Limbong juga mengatakan “baru tiga pemain ISL saja yang gabung, Timnas sudah semakin hidup”. Dan beliau juga mengatakan “saya menghargai keinginan Tibo, Okto, dan Patrich yang sudah ingin bergabung ke Timnas, meski sebelumnya saya tegaskan harus minta izin dulu ke klub, tapi mereka tetap ngotot”. Kata Limbong.
Sejauh ini memang prestasi Timnas Indonesia dikancah sepakbola Internasional masih sangat minim dan jauh dari harapan masyaraka pencinta sepakbola tanah air. Ditambah dengan polemik yang tak pernah kunjung usai membuat sepakbola negeri ini berantakan.
Padahal sudah lama masyarakat pencinta sepakbola tanah air mengharapkan Timnas Garuda Indonesia dapat memberikan prestasi yang sudah lama di impi-impikan. Semoga dengan dukungan dan harapan dari seluruh masyarakat Indonesia suatu saat nanti Timnas Indonesia dapat meraih prestasi dan sepakbola negeri ini semakin maju dan jauh lebih baik lagi dari sekarang.
BRAVO TIMNAS GARUDAKU. .BRAVO SEPAKBOLA INDONESIA